Selasa, 25 November 2014

Antara Aku dan Cemara


Aku masih menggantung harapan yang tak kunjung memunculkan bayang-bayang kejelasan. Ya, itu masih membayang dalam bekas penantian yang kau ciptakan. 

Dear someone in some place.
Harapan itu masih mendebu, namun itu masih nyata kusimpan sebagai penanda bahwa aku bukanlah seorang yang mudah bermain-main dengan perasaan. Meski berdebu, namun aku yakin itu semua akan menampakkan sisi baiknya kelak.

Dear someone in some place.
Di puncak cemara itu, aku masih menggantungkan beberapa harapan yang kuingin itu segera tercapai. Bukan seharusnya aku masih berharap pada kamu yang dulu mengisi hampanya ruang ini. Namun, aku hanya ingin kamu mengingat apa yang masih kurasakan hingga saat ini.

Dear someone in some place.
Harapan itu masih ada. Ini bukan hanya sekedar kata yang mudah kuucap ke semua orang. Aku masih menimang-nimang apa tujuan aku berkata seperti in, toh kamu udah ada yang punya kan. Jadi buat apa coba? Bukan itu yang kupikirkan. Namun ini lebih kepada, bagaimana aku-padamu.

Dear someone in some place.
Yang gak tau bakal ngebaca tulisan ini apa kagak. Tapi yang penting apa yang kutulis ini mungkin bukan apa-apa bagimu. Tapi, mungkin ini adalah segenap dari perasaan yang kupendam selama beberapa tahun belakangan ini. Semenjak kita masih saling bertemu 3 tahun yang lalu, hingga kini dimana ada banyak orang di luaran sana yang bisa ku lirik. Namun apa? Inilah kejadiannya. Bukan hanya modus semata, tapi ini yang nyata terjadi antara perasaan ini dan pohon cemara itu.

Minggu, 23 November 2014

A Cup of Coffee


Disaat akhir menuju akhir November ini aku membutuhkan secangkir kopi pelepas penat yang biasanya ku seduh sendiri.
Bukan kopi instan yang banyak dijual di pasaran.
Namun rasa seduhan dari kopi racikan sendiri.
Ya, kopi hitam dan gula manis yang diolah secara tradisional.
Bukan yang modern.
Kita sebut saja kopi hitam manis.

Aku ingin menutup November ini dengan badan tertelungkup membelakangi matahari.
Jangan sinari pagi-ku dengan silauan cahayamu.
Itu sungguh menyakitkan.
Namun apa daya, kau -matahari- tetap saja menyelusup ke lobang-lobang kecil dinding rumahku.

To the end of November this year.
I hope someone would make a cup of coffee for me.
Not instant coffee.
But,
Black sweet coffee with less of sugar.
:3

Selasa, 11 November 2014

[Viandante] Mencumbu Semaraknya Pariaman

Yosh, balik lagi ke dunia blogger. Kali ini gw bakal ngutarain  perasaan pengalaman kedua pas melipir ke Pariaman. Khususnya sih Pantai Gandoriah -yang merupakan andalan kota ini-. Perjalanan kali ini bukan khusus buat melipir ke pantai ini aja. Sembilan (9) November, merupakan tanggal dimana Festival Tabuik diadakan tahun ini di Pariaman. Secara rutinnya sih diadain tiap 10 Muharram. Yes, udah diralat yes.

Kami, yaaaa sekitar 11 orang memulai perjalanan dari Stasiun Kereta Api Tabiang pada jam 06.00 WIB menuju Stasiun Kereta Api Pariaman. Ya perjalanan ini menghabiskan waktu sekitar 1 jam 16 menit karena kami menginjakkan kaki di stasiun KA Pariaman pada pukul 07.16 WIB. Perjalanan ini memunculkan beberapa efek kepada masing-masing personel, diantaranya ada yang lapar, ada yang ngantuk -contohnya gw, hak-, ada yang gaje, bahkan ada yang tambah gila. *eeh


Setibanya di Stasiun KA Pariaman ini, kami berinisiatif untuk segera mencari pengganjal perut. Yosh, buat yang kepengen ke Lokasi wisata yang satu ini, gw rekomendasiin untuk ngebawa bekal dari rumah. Khususnya yang emang suka ngirit uang jajan gitu -baca pelit-, karena apa? Makanan disini mahal-mahal bro. Bayangin aja, nasi goreng yang biasanya lo dapetin seporsinya itu Rp 8.000,00 harus bertranformasi menjadi Rp 12.000,00 di pantai ini. Ditambah lagi gak ngenyangin gitu, rugi dong kalo lo makan mahal tapi kagak kenyang. Jadi, gw rekomend deh buat bawa bekal dari rumah.


Selepas makan, kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Angso Duo. Tau kan? Ya, pulau ini berjarak sekitar 2 KM dari tepi pantai Gandoriah. Dimana, pulau ini merupakan salah satu dari beberapa pulau lepas pantai yang dikelola oleh Pemkot Pariaman. Pulau ini merupakan pulau bertipe Pulau pasir putih dan berkarang. Ya, gak jauh dari tepi pantainya ada gugusan batu karang yang kayaknya cocok deh buat foto-foto *eeh. Menjelajahi pulau ini, gak bakal seru kalau kagak nyobain mandi di pantai ini. Hahah buat yang hobi snorkeling, disini yaaa harus minta ijin duluuu, karena Pemkot disini gak bakal ngijinin begitu aja buat ngadain snorkeling. Ya, jadi apa keunggulan pantai ini? Yuk simak.


1.Pulau ini merupakan pulau dengan pantai pasir putih di Sumatera Barat.



Ini gw selesai mandi di sisi pantai yang lain.
Karena kapal jemputan belum datang.

Yaaaaa, melipir aja duluuuuuuu.


Kagak nyesel gw wooooy pas ke sini. Pasirnya putih kejinggaan gitu. 

Asli mantep.!


Ini adik junior gw yang kuliah di jurusan DKV.Hahah calon designer ini. 
Ada juga jalur pejalan kakinya wooo

Keren kan yaaaa.

Walau pantai pulau ini bukan yang terindah, namun pulau ini adalah pulau yang dikelola oleh pemkot pariaman. Jadi segala hal menyangkut kepariwisataan disini bakal di asuransikan per individu yang ngunjungin tempat ini. Jadiii, soal keamanan gak usah ditanya lagi deeeh, udah ada asuransi kok. Eh btw, balik lagi ke topik. Buat yang mau dateng kesini, ada baiknya kalau berkunjung kesini antara bulan september-desember. Karena pada bulan-bulan ini, ombak di sekitar pantai ini gak terlalu ganas, jadi terkesan nyantai gitu buat berenang dan menjelajah pulau.


2. Pulau ini berpantaikan karang.



Nah, liat kan. Airnya jernih. 

Bening sebening Park shin hye *eeh

Terumbu karangnya, ya karang tipis gitu siih.

Tapiii, ini udah keren woooy.

Ya, walau pulau ini gak sebegitu banyaknya karang, tapiii, kalau sobat berkunjung kesini pada bulan yang gw sebutin diatas, sobat bakal ngerasain bagaimana sensasi berjalan di atas karang tipis di pantai ini. Ya, walaupun berkarang, namun di sisi pantai yang lain enak kok buat berenang.

3. Pulau ini cuma dihuni oleh 2 keluarga.


Ada kesan bahwa pulau ini tak berpenghuni atau pulau kosong lah. Eits tunggu duluuuu, ini pulau kan dikelola gitu sama pemkotnya, ya gak bakalan kosong gitu laah. Dan untuk menjaga keamanan dan keasrian pulau ini, ditunjuklah 2 keluarga yang berkewajiban menjaga keamanan dan keasrian pulau ini.

4. Pulau ini cocok buat sobat yang mau pre wedding ala pantai pasir putih di kawasan Sumatera Barat. 
Ya, karena pasir putihnya doang siih. Cocok doooong buat pre-wed :v Eaaa....

Yaaaah, balik lagi deh ke topiknyaaaa. festival Tabuik 2014.!

Festival Tabuik merupakan festival yang diadakan Pemkot Pariaman setiap tahunnya guna mengenang terbunuhnya Hasan dan Hosen. Festival ini terdiri atas 10 hari prosesi. Yosh, gw gak bisa ngejelasin satu persatu prosesi rumit yang ada, yang jelas acara puncaknya itu ngebuang tabuik ke lautan. Eh jangan dibayangin kalau ngebuang ini ya asal buang gitu, ada juga prosesnya loh. Mulai dari perakitan Tabuik, "Tabuik Naiak Pangkek", arak-arakan, trus itu Tabuik dibawa ke tepi pantai lalu ditenggelamkan. Eaaa keren kaaaaan. 


Ini pas Tabuik diarak dari lapangan depan itu, ya itu tuuuuh menuju pantai.
lautan manusia saling berdesak-desakan.
Bahkan ada yang rela desak-desak gitu demi foto-foto sama tabuiknya. Asli parah! LOL
Penampakan Tabuiknya dari dekat.

Alhamdulillah dapet momen.

Walau gak keseluruhannya dapet siih.

Yaaaah, ini lah dia efek fenomena di kameranya.Hahah keliatan kan banyaknya umat pas itu.
Yah, ini momen spesial gw. Gw nembak ini momen layaknya seorang fotografer profesional gitu. Ya ngambil foto dari ketinggian dengan memanfaatkan teman. Hahah gw digendongin gitu. Jadi bisa ngambil foto dari ketinggian.

Ini momen dimana Tabuik udah ada di tepi pantai. Ya, udah kedua-duanya mencumbu di tepi pantai. Siap untuk dihempaskan ke lautan.
Btw, buat yang mau ikutan nge-arak tabuik menuju pantai kudu hati-hati sama barang bawaan, bukan cuma barang bawaab bersifat materi, anak dan keluarga juga harus dijaga tuh. Bukan masalah kemanan siiiih, tapiii karena berhubung disini berkumpulnya sejuta umat yang datang entah darimana -kemaren gw juga ngeliat ada bule dari entaaaah itu dari mana, paginya sih ada yang dari Singapura karena ada mobil rombongannya- yang pastinya bakal padat dong pengunjungnya, jadi rawan kehilangan. Bahkan kemaren ada 15 anak yang kepisah dari orang tua nya gegara berdesakkan pas nge-arak tabuik ini. Aah

Ya, untuk informasi tambahan.
Akomodasi untuk perjalanan ke lokasi ini.

Tiket kereta:Senin - Sabtu: Keberangkatan jam normal Rp 2.500,- (baik dari Padang-Pariaman maupun sebaliknya)Minggu: Jadwal jam 06.00 WIB - 16:00 WIB tarif normal Rp 2.500,- (kecuali kalau ada event, tarif kereta bakal naik.) dan (baik dari Padang-Pariaman maupun sebaliknya).Minggu: Jadwal tambahan, malam hingga pagi, tarifnya Rp 20.000,- (baik dari Padang-Pariaman maupun sebaliknya)
Harga tiket ke Pulau Angso Duo:Senin-Minggu: Rp 30.000,- (pulang pergi Pantai Gandoriah-Pulau Angso Duo, rentang waktu sepuasnya).

Tips: 
1.Kalau masalah makan udah dijelasin di atas kan, bagusan bawa bekal deh dari rumah.  
2.Kalau masalah tiket kapal yang kemahalan, itu tergantung kepada skill lobi-lobi lo aja siih. Nawar gituuu sama petugasnya bisa. Dari harga Rp 30.000,- bisa jadi Rp 15.000,- kalo lo hebat nawarnya. 
3.Kalau masalah tiket kereta api, ya, sekarang tiket gak bisa dipesan dari jauh hari. Peraturan SKA ini mengharuskan pemesanan tiket itu 1 jam sebelum KA berangkat. Begitu! Jadi kalau mau dapet tiket, yaaaa cekatan aja.
Ya, segitu aja dulu sob. Selamat membaca. Semoga ketemu kembali pada tulisan berikutnya!
Mate...

Follow me on Bloglovin: <a href="http://www.bloglovin.com/blog/13159389/?claim=7s345w8rtmw">Follow my blog with Bloglovin</a>