Minggu, 25 Januari 2015

[Viandante] Tarusan Kamang

Karena ini perjalanan sang musafir di awal tahun. Kami sengaja berpose sederhana menyambut tahun baru. 

Gila aja, udah hampir menyambut bulan kedua. Hahah liburan emang kagak kerasa.

Kali ini gue bareng 3 temen melancong ke tarusan kamang, yang terletak di Kamang. Sip, cari aja deh di google yang lengkapnya.



Wisata Tarusan Kamang merupakan salah satu destinasi andalan di daerah Kamang Mudiak, Kabupaten Agam. Sumatera Barat. Sip, ini destinasi keren. Danau-nya. Tolong garis bawahi danaunya. Kalau lingkungan sekitarnya gue kasih nilai B-. Kalau buat danaunya, gue kasih nilai A. Sip, itu danau keren abis. Bening coy. Ya, foto di atas gue caplok dari wikipedia. gapapa kan? Gue pergi tanpa persiapan. hape cuma hape abal-abal. LOL But, kalau mau foto-foto lain bisa di search di sini 

Oh iya, yang gak bisa gue lupain, kalau jalan-jalan pastinya gue ngasih tips kan?
Nah, tips jalan-jalan ke tarusan kamang ini yaitu.

1. Berangkat ke destinasi ini, usahain pakai motor. Atau kalau rombongan pake aja mobil mini-bus semacam Avanza atau Xenia, APV juga bisa. Karena apa? Menuju destinasi ini melalui rute yang cukup sempit, jadi kalau make kendaraan yang lumayan besar ditakutkan akan mengganggu pengunjung lainnya. Jadi tetep toleransi ya.

2. Tiket masuk ke destinasi ini. Rp 10.000,- / kendaraan. Ini bukan tiket masuk sih, tapi semacam uang perawatan buat masyarakat di sini. Ya, danau ini gak dikelola secara legal oleh pemerintah Kabupaten, tapi karena kesadaran masyarakat di sini, gak salahnya kan kita berdonasi seharga yang disebutin tadi. Inget, uang yang kita bayar cuma satu kali. Jangan ngasih uang dua kali. Pastikan, kalian membayar di dekat mushalla., Sip, cari mushalla.

3. Buat makan, usahain bawa makanan sendiri. Sob, biasa kan. Kalau di objek wisata biasanya makannya agak mahalan dikit. Jadi, ya gitu, usahain bawa makanan dari rumah atau tempat makan lain yang murah, trus makan deh di sini.


Tapi, jangan lupa.
Tetep jaga kebersihan ya guys.

Segitu aja dulu sob. Maap sedikit. Karena memang gak ada persiapan. Dan di bawah gue bakal nyantumin beberapa foto kami. Semoga berkenan, mohon gak berpikiran apa-apa. LOL









Salam Absurd.

Selasa, 13 Januari 2015

[Kutu Buku] The Last Show with SS Rahmi

Bagiku, sebundel benda mati yang sarat nyawa bernama buku itu lebih baik ketimbang seikat benda hidup yang membawa sengsara. 

Ya, saya-pun mulai membaca buku fiksi semenjak umur 10 tahun. Teringat jelas buku pertama yang saya baca adalah The Prophet - Kahlil Gibran. 

Untaian kata dan berpadu gambar-gambar eksotis memang bukan makananku kala itu. Namun apa kata, kecintaanku pada buku justru bermula dari buku ini. 

Lalu mari kita mulai menyebut beberapa judul buku bacaan yang telah saya tamatkan semenjak SMP, Laskar Pelangi dan beberapa buku kembarannya, Ketika Cinta Bertasbih, Hex Hell Trilogy, dan banyak buku lainnya. 

****

Hingga kini, saya mulai mengasah beberapa kebiasaan aneh yang susah untuk kuhentikan jika telah memegang sebuah buku menarik. Ya, membaca tanpa henti -kecuali untuk makan dan minum-. Biasanya saya kalau sudah membaca buku yang menarik, entah itu buku dongeng, thriller, horor, fiksi, historical, dan macam buku lainnya, entah kenapa rasanya tidak ingin melepas buku itu meski sebentar. Ya terkecuali hal-hal absurd di atas.

Membaca buku tak harus buku sendiri, dan tak harus di perputakaan. Ya, itulah mindset yang saya tanamkan semenjak kecil. Tak ayal, pustaka maya, adalah tempat favorit saya untuk membaca berbagai buku. Bisa emang? Ya bisa, bisa cari e-book buku yang bermanfaat, ini namanya pustaka maya.

****

Telah setengah tahun

Senin, 05 Januari 2015

Aku pulang. Sampai Jumpa di Semester Depan.

Aku masih terdiam dalam lembaran kisah yang belum tahu akan berakhir dimana. Meninggal jejak dalam derai hujan yang tak tahu kapan akan berhenti. Jika kau berpikir, "Ah dia lagi galau, dan mungkin sedang menangis." Kau salah. Ini bukan salah satu sifatku untuk bercerita tentang galaunya perasaan. Tapi pernahkah kau berfikir, "Dia kenapa?" atau "Ada apa dengan dia?".













****

Ah anggap saja paragraf di atas hanya sebatas tulisan tanpa makna. Bukan sifatku untuk merefleksikan kekurangan. Mari kita sejenak berfikir tentang kecoa. Terlunta dalam kekotoran. Mungkin tak seorangpun yang suka dengan kecoa. Busuk. Mengganggu.

Begitu pula halnya dengan manusia yang bersifat kecoa. Saya tidak menyindir atau menghina, tapi bagaimanapun seseorang yang berperilaku baik di depan. Terserah memiliki sayap atau antena di kepalanya. Jika dia busuk di belakang dan pengecut, apalagi menebar virus aneh dan menjijikkan, percayalah, kau takkan lama hidup dalam bahagia.

****


Sejenak bungkus relaxa itu ku buang dalam keranjang sampah yang sudah mulai lusuh. Aku bukan penikmat permen. Sesuatu yang terlalu manis buatku bisa saja itu racun bagi kepalaku. Glukosa tinggi tak menentukan bahwa aku menyukainya. Bagiku, semua yang manis itu ada kadarnya. Mungkin karena kau tak terlalu manis, tapi bisa ku katakan manis sehingga musabab membawaku untuk ikhlas mengagumimu.

****

Sendal jepit itu masih membelanga di belakang pintu keluar kamar. Masih menunggu pemiliknya. Sabar ya, saya akan pulang. Dan tetaplah beristirahat dengan tenang selama satu bulan ini. Bukan apa-apa, di rumah, aku juga memiliki satu. Dan kau mungkin akan kuistirahatkan satu bulan ini. 

****



Ingatan indah kemarin masih melekat rekat dalam ingatan. Bagaimana ekspresi dosen itu masih jelas dalam rekam. Ya, bisa dikatakan ini langkah awal yang indah bagiku untuk berkecimpung dalam dunia ini. InsyaAllah.

****


Aku melirik mesra setumpukan kertas yang selama satu semester ini ku tulis dengan sepenuh hati -terkadang-. Aku mulai memikirkan untuk meminta pertolongan ke warung sebelah, siapa tahu ada kardus bekas yang bisa kugunakan untuk memuseumkan mereka. Ya, solusi bagus.

****

Aku melirik seru pada gantungan baju yang bertengger di dinding kamar. Mungkin aku bisa segera berkemas.

****

Aku pulang. Dan akan kembali semester depan.
Bismillahirrahmanirrahim.

Salam absurd.

Kamis, 01 Januari 2015

Resolusi [Rumus] Ganteng 2015


Beh gini. Semalem itu ribut banget. Gabisa tidur. Akhirnya setelah berusaha sekitar 1 jam sembari menikmati dengan takjub Hanabi di puncak Gunung Marapi dan yang ada di Kubang Putiah, okesip akhirnya bisa tidur dan bangun pas subuh. Hahah absurd sekali.


Oke, udah 2015 ya? Selamat tahun baru semua. Moga ke depannya bisa lebih baik. Gak usah spesifik kali ya. Yang jelas semoga kebaikan itu menghampiri. Jangan lupa bersyukur.

Tapi gak segitunya buat gue. Tahun baru kali ini beberapa kabar duka menghampiri keluarga besar. Dimulai dengan meninggalnya bibi Lina yang ada di Lampung 40 hari yang lalu. Ya! 1 januari ini pas 40 hari-an meninggalnya bibi Lina. Semoga berkah dan amal beliau diterima. Dan pas tahun baru, tepatnya 3.20 a.m, om Ih yang masuk rumah sakit 2 hari yang lalu akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Semoga arwah beliau diterima dan amalnya dapat menjadi bekal berkah bagi kehidupan setelah ini. *hiks
Berbeda dengan euforia di luaran, semaleman ini gue malah ngebuat beberapa hal absurd. Abis, ini absurd. Liburan itu ngebuat otak gue encer untuk ngelakuin berbagai hal encer yang gak tau kapan padatnya.

Ini nih hasil pikiran sembrono gue tadi malem.


Gimana? Sembrono belum? Sip, jangan pikirin hal lain. Tadi malam gue masih waras. Hahah pokoknya kata orang, "gantungan cita-cita itu gak usah tinggi-tinggi amat, yang penting bisa digapai". Nah, ada juga yang bilang "ngapain bilang-bilang sih resolusi lo, gapenting amat", lah bodo amat. Hahah


Buat gue, tahun baru itu ya hitung mundur ke tingkatan umur berikutnya. Juni men. Sip itu itung mundur gak jelas. Tahun baru, berarti kita ngebuka pintu yang baru. Pintu dimana kita gak bakal tau apa yang ada di baliknya. Bakal banyak cerita. Kita tinggal ngejalaninnya, skenarionya udah ada. Kita tinggal bermain peran di dalamnya. Protagonis? Antagonis? Tenang, kita ikutin aja alurnya. 

Mau tahu hasilnya? Tinggal nunggu tahun depan. Masalah resolusi, itu boleh. Gak salah kan kalau kita ngebuat rencana yang beda sama Tuhan? Skenario Tuhan itu yang terbaik, dan yang kita buat juga harus baik-baik. Resolusi [Rumus] Ganteng 2015 kayaknya tepat. Sip, lupain judul. Yang penting isinya. Gak muluk-muluk, yang penting jalani. Yakin aja bakal sesuai sama skenario Tuhan. Aamiin.

Sip, udah nyampe sini aja dulu.
Selamat menyelamatkan tahun baru. Inget, jangan sembrono. Inget Tuhan!!

Salam absurd.