Jumat, 16 Oktober 2015

[Viandante] Buburai Sipisang dan Langkuik Tamiang

Yeay, setelah lama gak nulis, akhirnya seorang Muhammad Hanif berniat kembali untuk nulis. Sebenarnya banyak yang mau saya ceritakan baik cerita perjalanan atau hanya studi literatur. Tapi kali ini kita akan bahas tuntas perjalanan saya bersama dua orang teman ketika mencumbu alam Padang Pariaman dan Malalak. Tepatnya menyisir air terjun Buburai Sipisang yang terletak di VII Koto, Padang Pariaman dan Langkuik Tamiang di Malalak.

Air terjun Buburai Sipisang terletak di VII Koto, Padang Pariaman. Dapat diakses melalui jalan lintas Padang-Bukittinggi via jalur Malalak. Tepatnya sebelum Langkuik Tamiang sebelah kanan nanti akan ada spanduk air terjun ini. Air terjun ini merupakan yang terbaru dibuka, masih anyir dibanding dua air terjun yang duluan boomingnya di kawasan ini. "Baru seminggu ini dibuka untuk umum," ujar pengelola saat kami mendatangi air terjun ini sekitar 3 minggu yang lalu, berarti baru sebulan ya bro and sist?

Perjalanan menuju air terjunnya pun hanya berkisar sekitar 30 menit dengan jalur tracking yang lumayan mudah untuk para petualang amatir. Jalurnya tidak terlalu susah dan memiliki rute yang jelas. Jelas sekali bahwa pengelola berniat untuk mengembangkan objek wisata ini agar banyak dikenal orang.

Photo by @muhammad.hanif

Sepanjang jalur tracking, perkebunan coklat dan karet adalah pemandangan yang tidak bisa dielakkan untuk memanjakan mata pengunjung. Serasa dalam film-film thriller

Minggu, 13 September 2015

[Viandante] Edisi Lubuak Tampuruang bersama UKFFers


Foto oleh Rio Masril. Hak cipta ada di photo. Sumber 

Assalamu'alaikum wr wb. Sudah lama sekali semenjak saya menulis cerita perjalanan ya kawan. Sebenarnya banyak cerita yang hendak saya ceritakan tentang banyak perjalanan yang saya lakukan. Mulai dari perjalanan menyusuri kawasan Malibou anai, dan yang sekarang hendak saya ceritakan adalah perjalanan bersama UKFFers pada awal semester ini ke Objek Wisata Lubuak Tampuruang, kota Padang. Terletak di aliran sungai Batang Guo, desa durian, Kecamatan Kuranji, Kota Padang.

Objek wisata ini dapat dijangkau sekitar 1 jam perjalanan dari pusat kota Padang melewati desa Balimbiang. Selanjutnya dari desa Balimbiang, lanjutkan perjalanan hingga ke desa Durian. Sesampainya di post pertama, pengunjung akan dikenakan biaya retribusi sebesar Rp 5.000,- per sepeda motor.

Senin, 07 September 2015

[Viandante] Traveler pemula, jangan pernah lupakan hal-hal ini.

Tren kekinian pada saat ini adalah membludaknya traveler-traveler pemula di berbagai objek wisata, lokal atau domestik. Hal ini tentu menjadi sebuah fenomena yang tidak terduga, begitu pula di daerah saya. Membludaknya pengunjung yang kekinian menyebabkan beberapa objek wisata yang biasanya bisa didatangi secara gratisan, kini malah mematok harga -meski masih terjangkau-. 

Namun bila kita melihat kembali,

Senin, 10 Agustus 2015

[Viandante] Tarusan Kamang dan Dangau Kawa : Perjalanan sehabis lebaran


"Travelling bukan berarti menaklukkan destinasi, namun travelling berarti menaklukkan diri sendiri.
- cunipanda


Belum lama ini, saya melakukan sebuah perjalanan yang merupakan salah satu yang terbaik dalam hidup saya. Perjalanan bersama 3 orang teman, Rizki, Idha, dan Jani yang merupakan teman semasa abu-abu dahulu.

Perjalanan kali ini membawa saya ke destinasi yang anyar di kawasan Kamang, Kabupaten Agam. Dimana tempat ini menjadi lokasi syuting film “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”. Karena hal ini pula, saya tidak pernah bosan untuk mengunjungi destinasi ini selain biaya untuk ke lokasi ini yang relatif murah (Rp. 5000,-).

Sewaktu saya berkunjung kesini tahun lalu,

Sabtu, 13 Juni 2015

Sebuah pendapat lain, mengenai Setengah Isi dan Setengah Kosong.



" Bisa jadi kalian membenci sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak - An Nisa : 19"

13 Juni 2015.

Dua hari setelah pergantian umur itu saya lewati. Itu juga berarti kembalinya jati diri yang selalu saya inginkan kembali sedari dulu. Menjadi pribadi yang sekarang itu -pun bukan hal yang mudah. Saya melakukan berbagai perjalanan yang tentu saja memakan waktu.

Dua puluh tahun sudah berlalu bagi saya menjalani kehidupan. Tentu ini bukan waktu yang lama. 

Berkaitan dengan tulisan saya sebelumnya. Jatah hidup yang tersisa ini mau dibawa kemana? Saya hanya dapat memimpikan nantinya ada hal-hal baru dihidup saya. Tak usahlah saya menoreh cerita itu atau mengumbarnya disini. Karena rasa kecewa akan pengharapan yang tidak tercapai itu sudah pernah saya alami. Seperti masa SNMPTN kemarin yang tentu saja Allah menorehkan takdir untuk tidak bisa melanjutkan studi saya di Universitas Indonesia.

It's OK. Karena apapun itu, saya hanya dapat mengikuti skenario Tuhan. Tapi apadaya, rasa kecewa itu masih ada. Mungkin Tuhan punya rencana lain. Saya tidak berani lagi untuk mengumbar mimpi saya kepada khalayak. Apa pencapaian saya kedepan, hanya saya dan Tuhan yang tahu. Janganlah membenci apa yang kita miliki sekarang, karena tentu Tuhan telah menorehkan kebaikan atas apa yang kita miliki. Jangan lupa sedekahnya.

Membaca sebuah buku tentu rutinitas saya pada saat ini mengingat jadawal sekarang adalah liburan. Teringat bagi saya ketika Diklat Organisasi UKFF kemarin saya dihadiahkan sebuah buku yang bermanfaat dari salah seorang dewan pendiri UKFF. Buku itu berjudul "Berbekal setengah isi, setengah kosong" karangan Dr. Syafiq. Syafiq dalam bukunya mengatakan bahwa ada perumpamaan bagaimana kita memandang hidup ini. Perumpamaan itu seperti ini;

"Apa yang akan kamu katakan ketika melihat gelas setengah berisi? Sebagian orang akan mengatakan bahwa gelas ini setengah kosong dan yang lainnya mengatakan bahwa setengah gelas ini berisi." 

Maka mari kita tarik benang merahnya. Syafiq berpendapat dalam buku ini bahwa memandang gelas tersebut dan mengambil intisari bahwa gelas tersebut setengah kosong, itu menandakan bahwa kamu adalah orang yang pesimis. Melihat hanya pada sisi negatifnya. Dan memandang bahwa gelas tersebut setengah berisi menandakan bahwa kamu adalah orang yang optimis. 

Nah disini mari kita merubah konsep.

Bagaimana kalau gelas yang setengah -berisi atau kosong- tadi kita analogikan sebagai wadah pahala kita. Lalu apa yang akan kamu katakan? Setengah berisi atau setengah kosong? Bagaimana kita memandang? Setengah kosongkah yang tentunya akan memompa kita untuk memenuhi wadah tersebut, atau setengah berisi yang sering membuat kita berkata "ah sudah cukup untuk saya mencium wanginya surga". Yang mana akan kamu pikirkan? Tentu analogi ini tidak sama dengan analogi yang dijelaskan Syafiq dalam bukunya. Pendapat tiap orang tentu berbeda bukan?

Lalu bagaimana kita memandang hidup searah dengan analogi yang kita bahas tadi, kita anggap gelas tersebut setengah kosong dan kita akan terus berusaha untuk mengisinya dengan hal-hal yang baik. Itu lebih baik bukan ketimbang kita memandang gelas itu setengah berisi lantas kita melalaikan tugas dan kewajiban kita untuk mengisi bagian yang kosong. Nah mari kita perbaiki lagi bagaimana kita memandang, pola pikir kita akan sesuatu. Ah bukan memaksa, hanya mengajak.

"Menulis adalah cara yang paling ampuh untuk menolak lupa"

Padang. 13 Juni 2015.

Muhammad Hanif


Jumat, 12 Juni 2015

Hidup Sekali, berarti, lalu mati.



"Seseorang tertawa senang bahagia ketika beranjak dewasa ketika umurnya bertambah. Dan seseorang lainnya menangis ketika mengetahui jatah hidupnya berkurang."

Masalah umur memang menjadi misteri yang sampai sekarang belum terkuakkan secara ilmiah. Bagaimana seseorang akan meninggal, atau bagaimana seseorang menjalani hidupnya, atau bahkan bagaimana masa depan, tidak seorangpun ahli nujum atau ahli science yang bisa memprediksinya.

Sejatinya umur itu adalah pemberian Tuhan kepada manusia untuk menikmati hidup. Bertambahnya umur berarti berkurangnya jatah hidup. Eits, tunggu sebentar. Jangan langsung bersedih. Bertambah umur juga merupakan sebuah moment bahagia kok. Bisa kita lihat di luar sana bukan? Bagaimana bahagianya seseorang ketika dia menambah angka-angka umurnya. Itu terlihat ketika mereka menghabiskan makan malam mereka dengan orang yang tercinta atau sekadar bersenda gurau menikmati pergantian sore ke malam bersama teman-teman yang mereka hormati.
Begitu, sejatinya ya setiap orang memiliki pandangan yang berbeda tentang bertambahnya umur. Tapi yang harus dipertanyakan, umur yang kamu pegang selama ini, sudah dibawa kemana saja?

Nabi Muhammad dalam masa kecilnya sudah menjadi seorang penggembala sapi yang dipercaya oleh majikannya, remajanya dihabiskan dengan berdagang dan akhirnya ketika dewasa menikah dengan seorang wanita kaya bernama Siti Khadijah. Lalu, kamu selama ini kemana saja? Adakah umur yang diberikan Tuhan itu kamu manfaatkan dalam hal yang benar?

Bukan bermaksud nge-judge kamu-kamu, tapi ini bermaksud menyadarkan dan juga untuk pembelajaran pula bagi penulis. Apakah dalam jatah umur yang kamu nikmati selama ini hanya diisi dalam kesia-siaan belaka yang hingga sekarang membuatmu tidak sadar? Apakah dalam jatah umur yang kamu nikmati selama ini diisi dengan hal-hal yang bermanfaat hingga semua orang senang jika kamu ada bersama mereka?

Mari kita pikirkan kembali. Ahmad Rifa'i Rif'an dalam bukunya "Hidup sekali, berarti, lalu mati" mengajak kita untuk memikirkan untuk apa kita hidup di dunia. Jika hanya untuk makan, binatang juga makan. Jika hanya untuk bekerja, kerapun bekerja. Lalu untuk apa?

"Tidaklah kuciptakan Jin dan Manusia selain untuk beribadah kepadaKu" - Adz Dzariat :56

Maka dalam sepenggal ayat di atas telah jelas bahwa sejatinya hidup manusia, atau yang seperti dikatakan di atas adalah jatah hidup manusia harus diisi dengan ibadah. Ibadah. Makan dengan mengucap do'a sebelumdan sesudah makan, itu termasuk ibadah. Bekerja dengan mengucap Bismillah sebelumnya termasuk ibadah. Tidur pada waktunya dengan melafas do'a sebelum tidur dan mengawali hari dengan membuka mata seraya berdo'a sebangun tidur adalah termasuk ibadah. Belajar juga termasuk ibadah. Maka apapun yang kita lakukan asal diniatkan Lillahi Ta'ala sejatinya merupakan ibadah.

Trus, beribadah itu mudah dong? Yap, benar. Beribadah itu mudah banget, tapi yang susah itu menjaga kadar ibadahnya dan menjauh pula dari dosa. Dosa besar, tentu sudah ada batasan hingga kita sering terjauh dari dosa besar. Tapi yang lebih berbahaya lagi adalah dosa-dosa kecil. Seperti Riya'.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya' kepada manusia dan tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadikan ia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah tidak memberi petunujuk kepada orang-orang kafir". [al Baqarah : 264].

Maka jelas bukan? Dosa kecil sekaliber Riya' saja dapat merusak ibadah yang kita lakukan. Apalagi dosa besar.

Ada sebuah kisah dahulu, dimana seseorang hamba sholeh dihadapkan pada seorang pelacur. Sang pelacur memberikan 3 pilihan berbuat dosa. Yakninya berzina, membunuh, atau minum Khamr. Sang sholeh berfikir dengan keras dan menjatuhkan pilihan atas pilihan ketiga karena dia berfikir minum Khamr dosanya kecil. Lalu apa yang terjadi? Sang sholeh malah mabuk dan akhirnya berzina dengan si pelacur. Tiba-tiba ada seorang anak kecil yang melihat perilaku si sholeh, karena ketakutan akan si anak kecil yang akan membeberkan kelakuannya, si anak tersebut lalu di bunuh. Sepele bukan? Hanya dengan minum Khamr, 3 dosa terlakukan.

Dan ada pula kisah tentang seorang buas yang akhirnya jatuh hati pada indahnya lantun Al-Qur'an dan hingga kini kisah hidupnya dikenang sebagai seorang khalifah yang baik hati, tegas, dan bertanggung jawab. Beliaulah yang sering kita kenal dengan nama Umar bin Khatab. Seorang buas yang selama hidupnya dia tidak mengetahui akan jatuh hati pada lantun Al-Qur'an dan menjadikan Islam sebagai agamanya serta meninggal dalam keadaan Husnul Khatimah.

Lalu kembali pada topik utama tadi, untuk apa kita hidup? Jawabannya untuk ibadah, pasti banyak hal lain. Yang penting jauhi saja dosa, jangan sekali-kali terlintas dalam pikiran hendak melakukan dosa. "Hidup ini sekali, berarti, lalu mati" tinggal kita yang memikirkan selepas mati nanti mau meninggalkan apa. "Gajah mati meninggalkan gading dan harimau mati meninggalkan taring." Kamu mau menjadi apa, pilihan ada di tanganmu. Maka dalam sisa hidup yang sebentar, siasatilah kamu mau menjadi apa?

Padang. 12 Juni 2015. 

Muhammad Hanif

note : Tulisan selamat ulang tahun penulis terhadap diri sendiri. 20 tahun itu bukan waktu yang sebentar. Dan artinya, hidupmu telah berkurang.


Sabtu, 25 April 2015

[Anatomi] Hati: Menyesal? Gak ada gunanya.


Gigil bercampur peluh dingin seakan membanjiri tubuh kurus Andi malam itu.
"Itu bukan salahku. Kau saja yang datang tidak tepat pada waktunya. Sungguh ini bukan salahku." Erang Andi di sela-sela penyesalannya melihat darah yang mengalir di lantai kamar berkeramik vintage itu. Sungguh jika kita sebut itu bukan salahnya.
"Sungguh itu bukan salahku."

***
50 menit sebelum kantuk menghampiri.

"Andi, ide cerita untuk film yang deadlinenya besok udah kamu kumpulkan bukan?"
"Apa? Ide cerita? Apalagi sih ra?"
"Jadi kamu lupa? Semudah itu?"
"Apaan sih ra? Aku nggak tau kamu ngomong apaan. Ide cerita buat apa?"
"Film ndi. Ide cerita film kita untuk event itu. Kamu sendiri yang minta untuk memegang kendali ide cerita. Please ndi, jangan ngawur."
"Aku gak ngawur. Sumpah aku lupa. Jujur aku lupa. "
tut tut tut. Telepon itu bernada sendu pertanda berakhir dari telepon sebelah. Andi yang awalnya memang stress lantaran tugas Statistika yang tak kunjung selesai, ditambah dengan tugas rancangan bangunan yang deadlinenya 2 minggu lagi, dan sekarang, "Ide cerita film? Apalagi ini? Aah."

30 menit sebelum kantuk menghampiri.

"Ide cerita buat besok. Tugas statistika 5 hari lagi. Rancang bangunan 2 minggu lagi. Selesai."

20 menit sebelum kantuk menghampiri.

"Ide cerita. Ketik." Jemari Andi mulai mengetik satu persatu tombol huruf di keyboard menandakan otaknya mulai berjalan mengumpulkan aksara dan menyimpulnya menjadi satuan huruf dan kalimat. Sungguh itu bukan pekerjaan yang mudah ketika denting jam telah berderu menunjukkan pukul 12 malam.

5 menit sebelum kantuk menghampiri.

"Plot twistnya kurang. Evaluasi. Hapus. Edit."

Kantuk segera menghampiri tatkala pikirannya mulai ngawur akan beberapa tekanan tugas lainnya. 
***
"Andi, bangun. Sudah pagi. Nanti telat."
"Iya ma, hampir selesai ni. Bentar."
"Yaudah, sarapan di meja. Papa kamu udah duluan, kamu naik angkot saja. Uang belanja sekalian di meja."
"Iya maa."
***
"Andi, ide ceritanya udah rampung kan?"
"Ah buset. Ketinggalan ra."
"Ketinggalan atau kamu gak buat?"
"Sumpah ra, ketinggalan. Beneran. Aku gak bohong."
"Ah terserah." Gadis itu berlalu tanpa menghiraukan Andi yang tertekan karena gagal dalam membuat ide cerita. Mau apa lagi.
***
"Ah sudahlah jangan kamu sesali. Dia sudah pergi. Tak mungkin lagi kembali. Lekas kuburkan. Biar dia tenang."
"Tapi pa, aku."
"Menyesal? Gak ada gunanya ndi. Kate sudah berakhir. Mungkin cuma sampai disini. Sudahlah. Lekas kuburkan sebelum membusuk. Hari sudah berangsur malam. Gak baik."
Dengan terhuyung dipenuhi rasa penyesalan, Andi segera mengubur Kate. Kucing hitam yang sedari kecil ia rawat dengan sepenuh hati. "Andai saja kamu tidak menambah tekanan bagiku ra, mungkin kate masih hidup."

***
Menyesal? Gak ada gunanya.

Rabu, 01 April 2015

[Anatomi] Bagian 3 : Mulut


Mulut.
Merupakan seorgan tubuh yang berada dalam jajaran panca indera penting bagi tubuh manusia. Dan fungsi alamiahnya adalah untuk berbicara, berkata, makan, hingga terkadang dijadikan sebagai alat pernafasan ketika hidung tak mampu lagi menghirup udara -jujur saja-.

Merupakan seorgan tubuh yang juga mengawali hari kita. Jujur saja, kita pasti bakal menguap pada pagi hari selepas tidur lelap semalaman. Kalau tidak, anda pasti demam. wk

Merupakan seorgan tubuh yang nantinya bakal kita perhatikan sepanjang waktu. Juga aksesoris lainnya. Gigi, bibir, lidah, dan seperangkat aksesori lainnya. Kita sama-sama gosok gigi bukan?

Mari kita berbicara tentang salah satu fungsi alamiahnya sang mulut yang juga kita gunakan sebagai alat komunikasi. Selain telinga, dalam berkomunikasi kita juga menggunakan mulut. Berkata-kata dan berbicara hingga sekitar kita mengerti apa yang kita maksud dan inginkan. Pernahkah kita berbicara dengan isyarat? Tentu saja pernah, dan mutlak pernah. Bukannya kita mengenyampingkan orang yang memiliki ketidakmampuan berbicara, tapi sejatinya fungsi mulut ini memang penting. Berkomunikasi dengan orang tua, pacar, dosen, guru, teman, masyarakat, ustadz, dan orang lain pastinya. Tentu mudah apabila kita berkata-kata dengan baik.

Bahasa isyarat? Diperuntukkan bagi mereka yang tidak diberi kesempatan untuk merasakan kesempurnaan dalam berkata-kata dan mendengar. Tentu saja, bagi kita yang diberikan kesempurnaan harus selalu bersyukur kepada Tuhan yang memberikan kita kesempurnaan. Kepada teman-teman di luar sana yang tidak diberikan kesempurnaan, kami selalu menghormati kalian yang masih menjaga diri dari perkataan kotor dan pendengaran yang sia-sia. Semoga kalian dilindungi Tuhan.

Bagi kita yang diberikan kesempurnaan, syukur wajib kita haturkan. Disertai dengan keharusan-keharusan yang wajib dilaksanakan. Diantaranya menjaga kesucian perkataan yang akan dilontarkan. Sesungguhnya dalam berbicara, koordinasi antara mulut dan otak selalu terjadi agar kedepannya tidak terjadi kesalahpahaman karena kata-kata.

Pernah mendengar bukan kalau ada saja konflik karena kesalahpahaman berkata-kata. Ya, bagi yang pacaran pernah lah merasakan. Jujur saja. Makanya, kalau ingin hidup yang damai, jagalah kata-katamu.

Dan pernah juga kita mendengar perselisihan yang terselesaikan dengan kata-kata. Jujur saja, kata "Maaf" adalah solusi cerdas bagi kita untuk menyelesaikan kesalahpahaman. Apalagi diiringi oleh dua buah ice cream. wk

Mulut.
Merupakan seorgan tubuh yang acapkali menimbulkan perselisihan. Hanya karena bertutur kata yang tidak pada tempatnya. Terjadi karena kurang telitinya hati, mulut, dan otak yang berkoordinasi. Jujur saja, kita sungguh tidak menginginkan perkataan kotor yang terlontar, namun karena dorongan negatif yang menyebabkan miss coordination ketiga unsur itu, yaaa terjalidah miss comunication. tsah

Merupakan seorgan tubuh yang seringkali menimbulkan perdamaian. Setuju sajalah jika saya mengatakan bahwa banyak hal yang berselisih. Maaf, kata sakral yang seringkali kita ucapkan untuk menyelesaikan perselisihan.

Berbicara. Makan. Minum.
Dan sederet kegiatan lain berkaitan dengan mulut.
Tentu kita harus selalu bersyukur, karena nikmat mulut tak diketahui berapa lama akan kita rasakan. Tak selamanya akan selalu baik. Syukuri apa yang diberikan Tuhan. Karena di luar sana, banyak sekali yang menginginkan nikmat menggunakan mulut sesempurna mungkin. Jaga selalu kata-katamu. Semoga kita selalu termasuk kepada orang yang senantiasa bersyukur.

Lalu bagaimana komunikasi dalam bentuk tulisan? Mari kita bahas dilain hari dan dilain kesempatan. Karena jiwa sedang lelah dicaci maki orang lain dengan kata-kata yang memang tidak mengenakkan. Sudah cukup saya tertekan setiap harinya, dan kini saya tertekan karena kesalahan dia dalam berkata-kata. Lelah. Lupakan.

Terima kasih sudah membaca, sekedar pengumuman, blog ini hampir mendekati ulang tahun pertamanya. Ada masukan tulisan? Silahkan isi di kolom komentar.


Sabtu, 28 Maret 2015

[Anatomi] Bagian 2 : Mata


Mata.
Ya, mari kita berbicara tentang mata. Sebuah organ tubuh yang termasuk dalam panca indera yang penting bagi tubuh. Sebuah maha karya Tuhan yang diciptakan bagi seluruh makhluk hidupnya. Tentu kadarnya berbeda pada setiap makhluk hidup. Maksudnya kadar kesempurnaannya. Mata hewan tentu saja berbeda dengan mata manusia ataupun tumbuhan. Begitulah, Tuhan menciptakan mata sesuai dengan kebutuhan manusia itu sendiri.

Mari kita berbicara tentang fungsi mata. Mata memiliki fungsi utama untuk melihat. Ya, melihat sekeliling. Bukan melihat masa lalu atau masa depan. Mantan mungkin.

Dalam keseharian, hidup kita selalu berawal dari mata. Awal bangun tidur, kita menggunakan indera mata untuk melihat dunia pertama kalinya setiap pagi, dan sudah barang tentu kita-pun mengakhiri waktu pada malam hari -baca tidur-.



Mata merupakan alat perubahan bagi diri kita. Anggap saja alat merupakan alat observasi dalam sebuah penelitian. Guna mendapatkan data yang realistis, mata memiliki peranan yang sangat besar. Mata menilai apakah hal ini realistis atau tidak. Dengan kemampuan inilah, koordinasi perubahan ke arah yang lebih baik dapat terjalankan.

Mata adalah jendela tubuh. Menerima rangsangan cahaya luar. Membuka jalannya siklus kreativitas tubuh dengan mengobservasi sekeliling. Maka nikmat apa lagi yang kamu dustakan? 

Banyak di luar sana saudara kita yang tak memiliki nikmat ini. Namun masih merasa bersyukur karena masih bisa menikmati nikmat Tuhan yang lainnya. Dan tak sedikit dari mereka yang berprestasi sehingga selalu menginspirasi orang banyak.

Sebagai manusia sempurna yang diberikan nikmat mata, sudah sepatutnya kita senantiasa bersyukur. Ubahlah kebiasaan buruk yang menggunakan mata untuk hal yang sia-sia. Mulailah perubahan dari hal yang kecil, dari diri sendiri, dan mulai saat ini. Karena kalau bukan sekarang kapan lagi? Kalau bukan dari diri sendiri, siapa lagi? Dan kalau bukan dari sini, dari mana lagi?

Rabb yang Maha Pemurah yang telah mengajarkan Al-Qur’an Dia telah menciptakan manusia Mengajarnya pandai berbicaram atahari dan bulan beredar menurut perhitungan Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada Nya Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan) Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk(Nya) Maka Nikmat Rabb kamu yang manakah yang akan kau dustakan lagi?(QS.Ar-Rahman)
Semoga tulisan singkat ini bisa mengisnpirasi.

[Anatomi] Bagian 1



Hai. Apa kabar otak yang senantiasa berpikir tentang apa yang akan dilakukan sedetik kemudian?
Apa kabar mata yang selalu mendelik tanpa tahu tujuan.
Apa kabar hidung yang selalu mendengus tanpa tahu aroma apa yang akan dihirup.
Apa kabar telinga yang selalu mendengar setiap rintih atau bahkan desah yang membuat resah.
Apa kabar mulut? Hati-hati ya kalau mau berkata.

Hai. Apa kabar tangan yang sudah sedari tadi gatal ingin menekan tuts keyboard berwarna putih. Telinga, apa kau sudah siap untuk mendengar melodinya?
Apa kabar kaki yang sedari tadi sudah merasa lelah untuk berjalan kian kemari, namun ingat masih ada perjalanan lain yang menanti. Mata, apa kau sudah siap untuk sebuah kejutan?

Dan, apa kabar hati yang sedari dulu masih mengharap dan mendamba pada sebuah harapan semu yang tak kunjung datang. Kulit, apakah kau bisa merasakan bagaimana hati meringis? Ah mana mungkin kau dapat merasa, toh hati jauh di dalam. Tapi ingat, kau bisa saja mati jika hati merangkak bungkuk pada sang waktu.



"Take time to do what makes your soul happy"

Senin, 09 Februari 2015

[Viandante] Marapi.Mt +2891 mdpl


Foto Bedi Septia Candra


Awal semester ini merupakan awal yang menurut sayaawal yang "lumayan". Pertemuan dengan beberapa dosen di beberapa mata kuliah selalu saja berhadiahkan tugas yang harus dikumpulkan pada minggu berikutnya. Ah, rasanya ingin kembali libur. Tapi, ini baru awal semester empat yang katanya berisikan hal-hal imajinatif. Bah.

Namun, di samping ke-ruwetan tugas, jum'at (6/2) saya mendapatkan tawaran mendadak dari temen kamar sebelah. Ah, ini adalah impian. Ngedaki gunung Marapi, atap dari Sumatera Barat.

Perjalanan dimulai sekitar pukul 23.20 WIB. Bermulai dari rumah kos yang sederhana di salah satu komplek kos Air Tawar Barat. Bah, cukup dingin. Dengan persediaan

Minggu, 25 Januari 2015

[Viandante] Tarusan Kamang

Karena ini perjalanan sang musafir di awal tahun. Kami sengaja berpose sederhana menyambut tahun baru. 

Gila aja, udah hampir menyambut bulan kedua. Hahah liburan emang kagak kerasa.

Kali ini gue bareng 3 temen melancong ke tarusan kamang, yang terletak di Kamang. Sip, cari aja deh di google yang lengkapnya.



Wisata Tarusan Kamang merupakan salah satu destinasi andalan di daerah Kamang Mudiak, Kabupaten Agam. Sumatera Barat. Sip, ini destinasi keren. Danau-nya. Tolong garis bawahi danaunya. Kalau lingkungan sekitarnya gue kasih nilai B-. Kalau buat danaunya, gue kasih nilai A. Sip, itu danau keren abis. Bening coy. Ya, foto di atas gue caplok dari wikipedia. gapapa kan? Gue pergi tanpa persiapan. hape cuma hape abal-abal. LOL But, kalau mau foto-foto lain bisa di search di sini 

Oh iya, yang gak bisa gue lupain, kalau jalan-jalan pastinya gue ngasih tips kan?
Nah, tips jalan-jalan ke tarusan kamang ini yaitu.

1. Berangkat ke destinasi ini, usahain pakai motor. Atau kalau rombongan pake aja mobil mini-bus semacam Avanza atau Xenia, APV juga bisa. Karena apa? Menuju destinasi ini melalui rute yang cukup sempit, jadi kalau make kendaraan yang lumayan besar ditakutkan akan mengganggu pengunjung lainnya. Jadi tetep toleransi ya.

2. Tiket masuk ke destinasi ini. Rp 10.000,- / kendaraan. Ini bukan tiket masuk sih, tapi semacam uang perawatan buat masyarakat di sini. Ya, danau ini gak dikelola secara legal oleh pemerintah Kabupaten, tapi karena kesadaran masyarakat di sini, gak salahnya kan kita berdonasi seharga yang disebutin tadi. Inget, uang yang kita bayar cuma satu kali. Jangan ngasih uang dua kali. Pastikan, kalian membayar di dekat mushalla., Sip, cari mushalla.

3. Buat makan, usahain bawa makanan sendiri. Sob, biasa kan. Kalau di objek wisata biasanya makannya agak mahalan dikit. Jadi, ya gitu, usahain bawa makanan dari rumah atau tempat makan lain yang murah, trus makan deh di sini.


Tapi, jangan lupa.
Tetep jaga kebersihan ya guys.

Segitu aja dulu sob. Maap sedikit. Karena memang gak ada persiapan. Dan di bawah gue bakal nyantumin beberapa foto kami. Semoga berkenan, mohon gak berpikiran apa-apa. LOL









Salam Absurd.

Selasa, 13 Januari 2015

[Kutu Buku] The Last Show with SS Rahmi

Bagiku, sebundel benda mati yang sarat nyawa bernama buku itu lebih baik ketimbang seikat benda hidup yang membawa sengsara. 

Ya, saya-pun mulai membaca buku fiksi semenjak umur 10 tahun. Teringat jelas buku pertama yang saya baca adalah The Prophet - Kahlil Gibran. 

Untaian kata dan berpadu gambar-gambar eksotis memang bukan makananku kala itu. Namun apa kata, kecintaanku pada buku justru bermula dari buku ini. 

Lalu mari kita mulai menyebut beberapa judul buku bacaan yang telah saya tamatkan semenjak SMP, Laskar Pelangi dan beberapa buku kembarannya, Ketika Cinta Bertasbih, Hex Hell Trilogy, dan banyak buku lainnya. 

****

Hingga kini, saya mulai mengasah beberapa kebiasaan aneh yang susah untuk kuhentikan jika telah memegang sebuah buku menarik. Ya, membaca tanpa henti -kecuali untuk makan dan minum-. Biasanya saya kalau sudah membaca buku yang menarik, entah itu buku dongeng, thriller, horor, fiksi, historical, dan macam buku lainnya, entah kenapa rasanya tidak ingin melepas buku itu meski sebentar. Ya terkecuali hal-hal absurd di atas.

Membaca buku tak harus buku sendiri, dan tak harus di perputakaan. Ya, itulah mindset yang saya tanamkan semenjak kecil. Tak ayal, pustaka maya, adalah tempat favorit saya untuk membaca berbagai buku. Bisa emang? Ya bisa, bisa cari e-book buku yang bermanfaat, ini namanya pustaka maya.

****

Telah setengah tahun

Senin, 05 Januari 2015

Aku pulang. Sampai Jumpa di Semester Depan.

Aku masih terdiam dalam lembaran kisah yang belum tahu akan berakhir dimana. Meninggal jejak dalam derai hujan yang tak tahu kapan akan berhenti. Jika kau berpikir, "Ah dia lagi galau, dan mungkin sedang menangis." Kau salah. Ini bukan salah satu sifatku untuk bercerita tentang galaunya perasaan. Tapi pernahkah kau berfikir, "Dia kenapa?" atau "Ada apa dengan dia?".













****

Ah anggap saja paragraf di atas hanya sebatas tulisan tanpa makna. Bukan sifatku untuk merefleksikan kekurangan. Mari kita sejenak berfikir tentang kecoa. Terlunta dalam kekotoran. Mungkin tak seorangpun yang suka dengan kecoa. Busuk. Mengganggu.

Begitu pula halnya dengan manusia yang bersifat kecoa. Saya tidak menyindir atau menghina, tapi bagaimanapun seseorang yang berperilaku baik di depan. Terserah memiliki sayap atau antena di kepalanya. Jika dia busuk di belakang dan pengecut, apalagi menebar virus aneh dan menjijikkan, percayalah, kau takkan lama hidup dalam bahagia.

****


Sejenak bungkus relaxa itu ku buang dalam keranjang sampah yang sudah mulai lusuh. Aku bukan penikmat permen. Sesuatu yang terlalu manis buatku bisa saja itu racun bagi kepalaku. Glukosa tinggi tak menentukan bahwa aku menyukainya. Bagiku, semua yang manis itu ada kadarnya. Mungkin karena kau tak terlalu manis, tapi bisa ku katakan manis sehingga musabab membawaku untuk ikhlas mengagumimu.

****

Sendal jepit itu masih membelanga di belakang pintu keluar kamar. Masih menunggu pemiliknya. Sabar ya, saya akan pulang. Dan tetaplah beristirahat dengan tenang selama satu bulan ini. Bukan apa-apa, di rumah, aku juga memiliki satu. Dan kau mungkin akan kuistirahatkan satu bulan ini. 

****



Ingatan indah kemarin masih melekat rekat dalam ingatan. Bagaimana ekspresi dosen itu masih jelas dalam rekam. Ya, bisa dikatakan ini langkah awal yang indah bagiku untuk berkecimpung dalam dunia ini. InsyaAllah.

****


Aku melirik mesra setumpukan kertas yang selama satu semester ini ku tulis dengan sepenuh hati -terkadang-. Aku mulai memikirkan untuk meminta pertolongan ke warung sebelah, siapa tahu ada kardus bekas yang bisa kugunakan untuk memuseumkan mereka. Ya, solusi bagus.

****

Aku melirik seru pada gantungan baju yang bertengger di dinding kamar. Mungkin aku bisa segera berkemas.

****

Aku pulang. Dan akan kembali semester depan.
Bismillahirrahmanirrahim.

Salam absurd.

Kamis, 01 Januari 2015

Resolusi [Rumus] Ganteng 2015


Beh gini. Semalem itu ribut banget. Gabisa tidur. Akhirnya setelah berusaha sekitar 1 jam sembari menikmati dengan takjub Hanabi di puncak Gunung Marapi dan yang ada di Kubang Putiah, okesip akhirnya bisa tidur dan bangun pas subuh. Hahah absurd sekali.


Oke, udah 2015 ya? Selamat tahun baru semua. Moga ke depannya bisa lebih baik. Gak usah spesifik kali ya. Yang jelas semoga kebaikan itu menghampiri. Jangan lupa bersyukur.

Tapi gak segitunya buat gue. Tahun baru kali ini beberapa kabar duka menghampiri keluarga besar. Dimulai dengan meninggalnya bibi Lina yang ada di Lampung 40 hari yang lalu. Ya! 1 januari ini pas 40 hari-an meninggalnya bibi Lina. Semoga berkah dan amal beliau diterima. Dan pas tahun baru, tepatnya 3.20 a.m, om Ih yang masuk rumah sakit 2 hari yang lalu akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Semoga arwah beliau diterima dan amalnya dapat menjadi bekal berkah bagi kehidupan setelah ini. *hiks
Berbeda dengan euforia di luaran, semaleman ini gue malah ngebuat beberapa hal absurd. Abis, ini absurd. Liburan itu ngebuat otak gue encer untuk ngelakuin berbagai hal encer yang gak tau kapan padatnya.

Ini nih hasil pikiran sembrono gue tadi malem.


Gimana? Sembrono belum? Sip, jangan pikirin hal lain. Tadi malam gue masih waras. Hahah pokoknya kata orang, "gantungan cita-cita itu gak usah tinggi-tinggi amat, yang penting bisa digapai". Nah, ada juga yang bilang "ngapain bilang-bilang sih resolusi lo, gapenting amat", lah bodo amat. Hahah


Buat gue, tahun baru itu ya hitung mundur ke tingkatan umur berikutnya. Juni men. Sip itu itung mundur gak jelas. Tahun baru, berarti kita ngebuka pintu yang baru. Pintu dimana kita gak bakal tau apa yang ada di baliknya. Bakal banyak cerita. Kita tinggal ngejalaninnya, skenarionya udah ada. Kita tinggal bermain peran di dalamnya. Protagonis? Antagonis? Tenang, kita ikutin aja alurnya. 

Mau tahu hasilnya? Tinggal nunggu tahun depan. Masalah resolusi, itu boleh. Gak salah kan kalau kita ngebuat rencana yang beda sama Tuhan? Skenario Tuhan itu yang terbaik, dan yang kita buat juga harus baik-baik. Resolusi [Rumus] Ganteng 2015 kayaknya tepat. Sip, lupain judul. Yang penting isinya. Gak muluk-muluk, yang penting jalani. Yakin aja bakal sesuai sama skenario Tuhan. Aamiin.

Sip, udah nyampe sini aja dulu.
Selamat menyelamatkan tahun baru. Inget, jangan sembrono. Inget Tuhan!!

Salam absurd.