Senin, 10 Agustus 2015

[Viandante] Tarusan Kamang dan Dangau Kawa : Perjalanan sehabis lebaran


"Travelling bukan berarti menaklukkan destinasi, namun travelling berarti menaklukkan diri sendiri.
- cunipanda


Belum lama ini, saya melakukan sebuah perjalanan yang merupakan salah satu yang terbaik dalam hidup saya. Perjalanan bersama 3 orang teman, Rizki, Idha, dan Jani yang merupakan teman semasa abu-abu dahulu.

Perjalanan kali ini membawa saya ke destinasi yang anyar di kawasan Kamang, Kabupaten Agam. Dimana tempat ini menjadi lokasi syuting film “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”. Karena hal ini pula, saya tidak pernah bosan untuk mengunjungi destinasi ini selain biaya untuk ke lokasi ini yang relatif murah (Rp. 5000,-).

Sewaktu saya berkunjung kesini tahun lalu,

lokasi terpuruk dan tidak terawat merupakan kesan pertama yang bisa saya tangkap serta pahami dalam-dalam. Namun, anggapan itu lekas saya hapus ketika kunjungan tahun ini. Lokasi yang sudah terawat karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan menjaga keasrian objek wisata ini, mungkin karena doa saya juga terdengar. Aissh

Ada hal yang berbeda pada kunjungan saya saat ini. Saya menaiki rakit untuk pertama kalinya. Yap, Tarusan Kamang terkenal dengan danaunya yang entah darimana airnya timbul. Hal ini juga semakin populer karena terdapat pulau kecil di tengah-tengah danaunya. Ah, menaiki rakit yang bisa disewa dengan ongkos Rp. 5000,- membuat saya berkeinginan mengajak pemikat hati ini merasakan betapa romantisnya saat-saat itu. Ya, doakan saja nanti.
Rakit merupakan alat transportasi tradisional yang biasanya terdapat pada daerah-daerah perairan tenang dan dangkal seperti sungai, tarusan, atau danau. Karena rakitpun biasanya digerakkan dengan tenaga manusai, didayung, atau didorong menggunakan bambu. Ya, tradisional sekali bukan?

Selepas berwisata ke Tarusan Kamang, tak lengkap apabila melewati wisata kuliner. Tidak jauh dari objek wisata Tarusan Kamang, terdapat objek wisata kuliner yang sayang untuk dilewatkan. Dangau Kawa, terletak di jalan raya Bukittinggi-Payakumbuah, tepatnya di Biaro. Dangau Kawa ini terletak di tepi jalan, namun membelakangi hamparan sawah. Ya, dangau ini memiliki konsep yang bagus. Terletak di lokasi strategis dengan pemandangan sawah di belakangnya. Dangau Kawa yang satu ini sudah cukup terkenal di kalangan penikmat Kawa di Sumatera Barat karena dikelola oleh anak-anak muda yang ramah terhadap pengunjung.

Kawa merupakan minuman tradisional khas Minangkabau yang telah berkembang awalnya di Batusangkar sejak zaman penjajahan dahulu. Kawa merupakan minuman yang terbuat dari seduhan daun kopi dan disajikan menggunakan tempurung kelapa menambah kesan klasik pada penyajiannya, nikmat walau tanpa gula sekalipun. Karena ini kali pertama saya meminum Kawa, saya sampai menghabiskan dua tempurung Kawa. Penyajian kawa di dangau ini pun ditemani dengan gorengan-gorengan yang biasanya juga dijadikan pendamping minum kopi, seperti bakwan, tahu isi, dan bika. Ah, sungguh klasik.




Saya bukan penulis yang dibayar oleh tempat ini, namun untuk wisata kuliner, tempat ini jangan sampai kamu lewatkan. Karena memang, tidak ada kata penyesalan yang akan kamu lontarkan selepas berkunjung ke dangau ini. Tapi, kalau lagi rame, bersabarlah, karena bisa jadi kamu hanya dapat tempat duduk di parkiran. Bukan karena kurangnya tempat duduk, tapi karena banyaknya pengunjunglah yang membuat kesabaranmu teruji.

Maghrib menyapa saya di Dangau Kawa Biaro. Maka, perjalanan kali ini cukup sampai disitu. Seperti biasa, saya uraikan sedikit tips, moga-moga bisa membantu kamu mengatur budget wisatamu. Ingat ya, dibawah ini belum termasuk biaya atau ongkos dari kotamu ya.

Tips:
1. Gunakan kendaraan bermotor yang mudah dan fleksibel seperti motor untuk mengunjungi objek wisata Tarusan Kamang dan Dangau Kawa, selain fleksibel, menggunakan kendaraan motor roda dua membuat budget wisatamu lebih murah.

Ongkos masuk        : Rp 5000,- / motor
 Parkir                   : Rp 5000,- / motor
Rakit                      : Rp 5000,- / orang

, layang-layang dan wahana lainnya di Tarusan Kamang bisa ditanyakan langsung kepada warga sekitar yang mengelola. Apalagi kalau kamu punya kemampuan tawar menawar yang mumpuni, budget wisatamu bisa lebih murah!

2. Jangan pernah ragu untuk bertanya, karena melalui bertanya kamu akan mendapatkan informasi yang lebih banyak. Melakukan perjalanan juga berarti mencuri ilmu sebanyak mungkin kan? Nah, jangan pernah ragu untuk bertanya, bisa jadi wisatamu lebih murah!


3. Untuk ke Dangau Kawa, sebaiknya persiapkan daftar teman yang akan dibawakan oleh-oleh minuman kawa. Karena, kawa di dangau ini sangat nikmat. Atau bisa dibawa pulang.

Satu tempurung Kawa   : Rp 3000,-
Bakwan                        : Rp 1000,-
Tahu isi                        : Rp 1000,-
Bika                              : Rp 2000,-

,menu lain bisa dilihat pada papan harga yang disediakan pengelolanya. Pengelolanya anak-anak muda yang ramah kok, bisa juga ditanyain ke mereka. Orangnya anak muda banget bro!
Melakukan perjalanan wisata  berarti penaklukkan atas diri sendiri. Bukan tentang menaklukkan destinasi. Jangan lupa untuk tetap berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Dan lebih mengasyikkan lagi jika kamu juga melakukan wisata kuliner khas wilayah yang kamu kunjungi.

 TL : Foto yang ada bukan karya saya, karena sampai sekarang saya belum punya gadget yang bisa membuat karya foto. Sumber saya cantumin di bawah foto. Jadi, saya tetap mencantumkan sumber foto karena ini berkaitan dengan HAKI.

2 komentar:

  1. saya penasaran dengan minuman khas minangkabau itu. Sayangnya harus ke sana dulu, ya. Jauh, tapi semoga suatu saat ada kesempatan ke sana :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah iya kak. minuman ini sepertinya belum ada yang berbentuk kemasan instan. masih dikelola secara tradisional. aamiin kak, semoga bisa berwisata ria di sumatera barat :D

      terima kasih sudah mampir sebelumnya kak :D

      Hapus