Jumat, 16 Oktober 2015

[Viandante] Buburai Sipisang dan Langkuik Tamiang

Yeay, setelah lama gak nulis, akhirnya seorang Muhammad Hanif berniat kembali untuk nulis. Sebenarnya banyak yang mau saya ceritakan baik cerita perjalanan atau hanya studi literatur. Tapi kali ini kita akan bahas tuntas perjalanan saya bersama dua orang teman ketika mencumbu alam Padang Pariaman dan Malalak. Tepatnya menyisir air terjun Buburai Sipisang yang terletak di VII Koto, Padang Pariaman dan Langkuik Tamiang di Malalak.

Air terjun Buburai Sipisang terletak di VII Koto, Padang Pariaman. Dapat diakses melalui jalan lintas Padang-Bukittinggi via jalur Malalak. Tepatnya sebelum Langkuik Tamiang sebelah kanan nanti akan ada spanduk air terjun ini. Air terjun ini merupakan yang terbaru dibuka, masih anyir dibanding dua air terjun yang duluan boomingnya di kawasan ini. "Baru seminggu ini dibuka untuk umum," ujar pengelola saat kami mendatangi air terjun ini sekitar 3 minggu yang lalu, berarti baru sebulan ya bro and sist?

Perjalanan menuju air terjunnya pun hanya berkisar sekitar 30 menit dengan jalur tracking yang lumayan mudah untuk para petualang amatir. Jalurnya tidak terlalu susah dan memiliki rute yang jelas. Jelas sekali bahwa pengelola berniat untuk mengembangkan objek wisata ini agar banyak dikenal orang.

Photo by @muhammad.hanif

Sepanjang jalur tracking, perkebunan coklat dan karet adalah pemandangan yang tidak bisa dielakkan untuk memanjakan mata pengunjung. Serasa dalam film-film thriller
yang menampilkan kawasan horor. Tsah, saya langsung mendapatkan ide film.

Perjalanan akan terasa sulit ketika berada pada ketinggian 10 meter mendekati air terjun. Karena kawasan di ketinggian ini memiliki medan yang terjal, Anda harus berhati-hati. Pihak pengelola sudah memperjlas jalur dengan membuat tangga-tangga kecil untuk ditapaki menuju objek air terjunnya. Makanya, buat kamu yang tracking di kawasan ini harus berhati-hati. Tangganya kecil-kecil. Tapi tenang, ketika saya berwisata ke objek ini kemarin, saya sudah mengatakan kok agar pihak pengelola memberikan tali bantuan untuk kamu-kamu yang tracking disini. Agar tidak mudah tergelincir seperti saya. wkwkw


AIr Terjun Buburai Sipisang. VII Koto. Kab. Padang Pariaman. Dapat diakses melalui jalur Padang-Bukittinggi via jalur Malalak. Tepatnya sebelum jalur ke Langkuak Tamiang akan ada spanduk baru bertuliskan "Air Terjun Buburai Sipisang". Insert : Rp 10.000,-/orang. Track berlevel sedang dengan kondisi alam masih asri dan air terjun yang masih bersih dari sampah non-organik. Semoga terjaga kelestarian alamnya. --- . . . Buburai Sipisang Waterfall. VII Koto. Padang Pariaman region. corrected by @melissaarifka : it can be accessed through Padang-Bukittinggi track via Malalak, exactly before track to Langkuak Tamiang. You will see a banner, entitled "Air Terjun Buburai Sipisang". Entry: Rp.10.000,-/person. It is a medium level track with the best and cleanest nature view. Hopefully, it will be everlasting. Photo by @muhammad.hanif #sumbar_rancak #sumbar_juara #wonderfullindonesia #indtravel #traveler #ExploreSumateraBarat #sumbarnesia #ukffers #UKFFUNP #ExplorePadangPariaman #jalanjalanmen #Landscape #slowspeedphotography #photooftheday #photographer #photographyoftheday
A photo posted by Muhammad Hanif (@muhammad.hanif) on

Bagaimana dengan objeknya? Lelah saya terbayarkan. Bayangkan air terjun yang bersih dan masih perawan memanjakan mata Anda. Ah saya ingin berlama-lama disini. Masih bersih dan tidak ada sampah. "Ya, kami melalui uang masuk objek wisata berniat mengembangkan objek ini. InsyaAllah kami akan menyediakan 20 tong sampah guna menampung sampah-sampah yang dibawa pengunjung sekaligus menumbuhkan kesadaran agar tidak membuang sampah sembarangan," ujar pihak pengelola yang masih muda.Tapi tetep, kita harus jaga kebersihan, bawa trashbag ketika berwisata, "Dan kami juga mengharapkan partisipasi aktif dari pengunjung agar sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan dan selalu menjaga keasrian objek wisata Buburai Sipisang ini," tambah pengelola menutup pembicaraan kami. That's awesome guys!!


Photo by @muhammad.hanif


Tidak cukup bagi kami untuk mencumbu Buburai Sipisang, kami bergegas menuju posko awal untuk lapor pulang. Sehabis itu langsung cao menuju Air Terjun Langkuik Tamiang.


A photo posted by Muhammad Hanif (@muhammad.hanif) on

Air terjun Langkuik Tamiang berada di kawasan Malalak. Berbeda dengan Buburai Sipisang yang masih anyir-anyir, air terjun ini sudah booming duluan. Jelas dengan banyaknya pengunjung, baik dewasa maupun remaja-remaja tanggung yang masih berada dalam tingkat SMP-SMA, Darah muda bener ya.

Jalur tracking lumayan sulit jika sehabis hujan, karena sepanjang jalur merupakan jalur berlumpur yang tentunya susah dilalui, apalagi beberapa titik memiliki jalur yang sempit. Sudah mulai terlihat kotor, sayang banget kan. Bayangkan saja, sampah botol plastik berserakan di sepanjang jalur tracking yang saya lewati. Padahal banyak yang lalu lalang, kenapa tidak ada yang memungutnya?

Setiba di lokasi, mata akan dimanjakan dengan air terjun yang indah. Gak mandi? Rugi. Karena disini, kamu bisa mandi sepuasnya dengan kedalaman yang masih bisa ditolerir buat kamu yang tidak bisa berenang. Gak dalam-dalam amat. Dingin dan segar. Foto-foto? Mantap abis. Tapi tetap jaga kebersihan ya guys, karena meskipun disini ada pengelolanya, tapi buat masalah kebersihan, kewajiban menjaga kebersihan adalah kewajiban kita masing-masing sebagai khalifah di muka bumi. Jangan kecewakan Tuhan yang sudah mengamanahkan keindahan alam ini untuk kita, manusia.


Akomodasi:

  1. Air terjun Buburai Sipisang.
    Insert : Rp 10.000,- / orang. Sudah termasuk parkir.
    Makan? Persiapkan dari rumah karena belum ada warung.
  2. Air terjun Langkuik Tamiang.
    Insert : Rp 5.000,- / orang dan Rp 5.000,- / parkir sepeda motor. Jadi buat kamu yang ngebonceng, beruntunglah karena cuma bayar goceng.
    Makan? Disini sudah ada warung kecil, meski gak bawa bekal, masih bisa ganjel perut. wkwk
Ini dia traveler jalur ini.


Photo by @rizki.rahim


Rizki Rahim
Photo by @irvanmputra


Irvan Maulana Putra
Photo by @rizki.rahim

1 komentar: