Selasa, 13 Januari 2015

[Kutu Buku] The Last Show with SS Rahmi

Bagiku, sebundel benda mati yang sarat nyawa bernama buku itu lebih baik ketimbang seikat benda hidup yang membawa sengsara. 

Ya, saya-pun mulai membaca buku fiksi semenjak umur 10 tahun. Teringat jelas buku pertama yang saya baca adalah The Prophet - Kahlil Gibran. 

Untaian kata dan berpadu gambar-gambar eksotis memang bukan makananku kala itu. Namun apa kata, kecintaanku pada buku justru bermula dari buku ini. 

Lalu mari kita mulai menyebut beberapa judul buku bacaan yang telah saya tamatkan semenjak SMP, Laskar Pelangi dan beberapa buku kembarannya, Ketika Cinta Bertasbih, Hex Hell Trilogy, dan banyak buku lainnya. 

****

Hingga kini, saya mulai mengasah beberapa kebiasaan aneh yang susah untuk kuhentikan jika telah memegang sebuah buku menarik. Ya, membaca tanpa henti -kecuali untuk makan dan minum-. Biasanya saya kalau sudah membaca buku yang menarik, entah itu buku dongeng, thriller, horor, fiksi, historical, dan macam buku lainnya, entah kenapa rasanya tidak ingin melepas buku itu meski sebentar. Ya terkecuali hal-hal absurd di atas.

Membaca buku tak harus buku sendiri, dan tak harus di perputakaan. Ya, itulah mindset yang saya tanamkan semenjak kecil. Tak ayal, pustaka maya, adalah tempat favorit saya untuk membaca berbagai buku. Bisa emang? Ya bisa, bisa cari e-book buku yang bermanfaat, ini namanya pustaka maya.

****

Telah setengah tahun
semenjak saya stay tune di program ini. Sebuah program sarat pengetahuan yang selalu memberikan informasi yang fresh seputar dunia buku, kepenulisan, dan hal-hal yang berkaitan dengan buku. 

Tema bahasan yang saya favoritkan itu adalah ketika pembahasan mengenai perpustakaan. Ya, perpustakaan agaknya memang tempat favorit bagi seorang Kutu Buku. Indonesia memiliki perpustakaan yang banyak dan sarat informasi. Begitu juga dengan perpustakaan lainnya. Tapi sayang, hal ini masih belum seimbang dengan minat baca generasi kini. 

Banyak perpustakaan bahkan menyediakan kafetaria dengan tujuan menarik pembaca agar tertarik ke perpustakaan, namun apadaya. Inilah kenyataan.

****
Nanti, Minggu [25 Januari 2015] 21:00 - 24:00 WIB.

Namun, setiap ada perjumpaan pasti ada perpisahan. Dan sebuah perpisahan bukan berarti akhir. Telah tiba seurat waktu yang tersedia untuk mengucap seutas kata selamat tinggal pada program favorit ini. Namun bukan programnya yang akan berakhir, but this is the last show that pretended by SS Rahmi. Ya, melalui SS Rahmi-lah saya mengetahui program Kutu Buku di Radio PPI Dunia . 

****

Terima kasih untuk informasinya.
Salam absurd.

Sebuah tulisan untuk siaran purna SS Rahmi - Kutu Buku. Semoga terus menginspirasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar