Minggu, 13 Juli 2014

Teruntukmu Saudaraku

Sejenak saya teringat dan menelaah kembali memori dahulu ketika saya berdialog dengan saudara laki-laki -lebih tua dari- saya. Dialog malam itu beraksenkan mengapa dia -saudara saya- menyukai bahkan mengidolakan sang pemimpin Nazi, Adolf Hitler. Bahkan rumah kami yang notabene terbuat atas papan-papan kayu terpampang dengan gagah poster si kumis Hitler.


Ya, saudara saya merupakan seorang idealis pendukung dan -atau lebih tepatnya- mengidolakan sosok ini. Ini jawabnya ketika saya bertanya apa musabab dia mengidolakan sosok ini. 
Hitler adalah pembunuh yahudi, kalo dia gak ngebunuh yahudi pas dulu, mungkin sekarang kita idup gak tenang
Ya, sedikitnya itu yang saya ingat. Dan telaah demi telaah saya menemukan sebab logis mengapa saudara saya berkata demikian. Jawaban atas teka-teki yang telah kau wariskan malam itu. Sunggguh saat itu saya belum memahami perkataanmu -maklum, kala itu saya berumur 10 tahun-. Namun kini, adikmu sudah belajar, hingga ku temukan makna di balik perkataanmu malam itu.



Dan agaknya saya pantas berterima kasih kepada saudara saya yang telah mewariskan teka-teki pada saat itu. Dan kini saya sudah menemukan jawabannya saudaraku. Kau sungguh idealis dalam memahami sejarah idolamu. Dan sepertinya saya akan memulai untuk mengidolakan idolamu. Saya meminta izin kepadamu, saudaraku.

--------------
Salam rindu saudaraku, Alfin Hidayat dari adikmu Muhammad Hanif.

1 komentar: